RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Seorang ahli asal Inggris menyatakan bahwa konektivitas internet 6G mungkin akan terwujud setidaknya satu dekade lagi oleh beberapa perusahaan telekomunikasi.

Seorang ahli di bidang teknik frekuensi radio & Fellow Pemimpin Masa Depan UKRI di Universitas Sheffield, Eddie Ball, mengungkapkan bahwa infrastruktur di Inggris saat ini perlu mengalami peningkatan signifikan untuk mendukung jaringan 6G.

Meskipun 5G baru diperkenalkan di Inggris pada tahun 2019, banyak yang sudah memperkirakan bahwa 6G dapat menjadi hingga 100 kali lebih cepat dan mampu mendukung platform seperti metaverse serta mendukung mobil otonom.

Namun, Ball menyoroti bahwa infrastruktur di Inggris saat ini, termasuk perangkat keras, ponsel, dan antena, belum siap untuk hal tersebut.

“Masalah utamanya adalah efisiensi daya sistem radio yang dibutuhkan untuk menghadirkan kecepatan data tinggi di masa mendatang yang berarti masa pakai baterai ponsel yang buruk di masa mendatang,” ujar Ball mengutip Independent.co.uk.

Ball menuturkan, bahwa pihaknya telah mengidentifikasi secara teknis terkait peningkatan kinerja dan efisiensi daya dari 5G, namun perlu waktu bertahun-tahun lagi untuk mewujudkan hingga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

“Penelitian kami di Universitas Sheffield telah mulai mengidentifikasi teknik dan arsitektur baru yang dapat menawarkan peningkatan efisiensi daya dan kinerja, tetapi kita masih membutuhkan waktu bertahun-tahun lagi untuk mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari,” bebernya.

Bell kemudian mengungkapkan, bahwa Inggris perlu mengambil langkah penting dalam hal menunjang penelitian internasional demi mewujudkan terciptanya jaringan 6G tersebut.

“Jika kita ingin melihat manfaat penuh 6G dalam dekade berikutnya, Inggris perlu memainkan peran penting dalam memimpin penelitian internasional, mengarahkan penciptaan standar internasional, dan pembentukan perusahaan teknologi tinggi baru untuk membangun infrastruktur perangkat keras,” jelasnya.

“Akan sangat disayangkan jika kita sekali lagi harus membeli semua teknologi penting kita, alih-alih membangun setidaknya beberapa di antaranya di sini,” tambahnya.

Perlu diketahui, jika tahun lalu, pemerintah Inggris mengumumkan alokasi dana sebesar Rp 1,4 trilliun untuk program Future Telecoms UKRI Technology Missions Fund (TMF) guna mengeksplorasi teknologi telekomunikasi baru.

Investasi ini bertujuan untuk membantu Inggris menjadi pemimpin dalam teknologi 6G, demikian Departemen Sains, Inovasi, dan Teknologi pada saat itu.

Pada tahun 2022, Perusahaan ternama Ericsson mengumumkan investasi puluhan juta pound di Inggris selama 10 tahun ke depan dengan mendirikan unit riset baru yang akan difokuskan pada konektivitas 6G.

Raksasa telekomunikasi tersebut berencana melibatkan peneliti, mahasiswa PhD, dan akademisi lain dalam program baru ini untuk mengeksplorasi teknologi 6G generasi mendatang dan potensi penerapannya.