RAKYAT.NEWS, Jakarta – Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan Workshop Literasi Digital secara daring pada Rabu, 11 April 2023 dengan topik “Meningkatkan Pendapatan Keluarga Melalui Aplikasi Digital”

Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3.54 dari 5,00.

Dalam merespon hal tersebut, Kemenkominfo menyelenggarakan “Workshop Literasi Digital” dengan tagline yaitu Makin Cakap Digital 2023 dengan Kelompok Masyarakat dan Komunitas Sumatera.

Bevaola Kusumasari menjelaskan keterkaitan antara kepuasan penggunaan internet dengan literasi digital seharusnya dapat seimbang, sehingga pemanfaatan teknologi dapat berjalan sesuai dengan kesadaran masyarakat dalam mempergunakan teknologi tersebut.

“keterkaitan antara kepuasan penggunaan internet dengan literasi digital seharusnya dapat seimbang, sehingga pemanfaatan teknologi dapat berjalan sesuai dengan kesadaran masyarakat dalam mempergunakan teknologi tersebut.” katanya.

Ivo Nilasari mengatakan Indikator dari kecakapan dalam Budaya Digital (Digital Culture) adalah Bagaimana setiap individu menyadari bahwa ketika memasuki Era Digital, secara otomatis dirinya telah menjadi warga negara digital/ digital native.

“Indikator dari kecakapan dalam Budaya Digital (Digital Culture) adalah Bagaimana setiap individu menyadari bahwa ketika memasuki Era Digital, secara otomatis dirinya telah menjadi warga negara digital/ digital native.” katanya.

Novi Kurnia atau yang biasa di panggil Mbak Novi mengatakan Gawai adalah pintu kita ke dunia digital yang sarat dengan berbagai aktivitas termasuk usaha untuk keluarga yang kadang beresiko terhadap munculnya penipuan digital.

“Gawai kita adalah pintu kita ke dunia digital yang sarat dengan berbagai aktivitas termasuk usaha untuk keluarga yang kadang beresiko terhadap munculnya penipuan digital. Seperti di dunia nyata, kita tidak akan meninggalkan (pintu) rumah tanpa perangkat keamanan yang memadai.” katanya.