Selain itu, Dalam menghadapi tantangan kehidupan Generasi Milenial dan Gen Z di era digital, penggunaan
media sosial perlu diarahkan dengan bijak.

“Keterampilan digital, kolaborasi, komunikasi, adaptasi, dan kreatif merupakan Skill yang diperlukan Generasi Milenial dan Generasi Z untuk bersaing di dunia kerja masa depan,” kata Chytia.

Selain itu, Dikatakan Masruhan Mufid, penggunaan teknologi digital memudahkan banyak aktivitas masyarakat. Tidak hanya belanja daring, konsultasi kesehatan dan hukum pun sudah dapat dilakukan secara daring.

Akan tetapi, kemudahan ini juga dibarengi dengan ancaman risiko keamanan di jagat maya. Modus kejahatan siber semakin banyak dan terus berkembang.

Dalam beberapa waktu terakhir, marak kasus penipuan menggunakan undangan digital yang dikirim melalui pesan singkat. Penerima yang mengklik undangan itu akan menginstal aplikasi tertentu di gawainya.

”Surat undangan itu diberi malware APK (application package file) sehingga ketika diklik akan menginfeksi gawai kita,” katanya.

Maraknya fenomena penipuan siber ini sejalan dengan hasil Indeks Literasi Digital Nasional 2022. Dari empat pilar yang diukur, keamanan digital meraih poin terendah dengan 3,12 poin. Sementara kecakapan digital 3,52 poin, etika digital 3,68 poin, dan budaya digital 3,84 poin.

Sementara itu, Diana Aletheia Beleinda mengatakan ada perbedaan yang cukup signifikan pada Millenials dan Gen z.

“Untuk Milenial, perpindahan ke era digital jadi harus beradaptasi dan juga lebih konsumtif mengkonsumsi konten digital. Sedangkan pada Gen Z yang lahir di mana era digital berkembang pesat sehingga aktif dalam membuat konten dan mempunyai indeks literasi digital yang tinggi,” katanya.