RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan Workshop Literasi Digital secara daring pada Rabu, 6 Maret 2024 dengan topik “Millenials & Gen Z: Change & Challange di Era Digital

Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3.50 dari 5,00. Dalam merespon hal tersebut, Kemenkominfo menyelenggarakan “Workshop Literasi Digital” dengan tagline yaitu Makin Cakap Digital 2024 dengan Kelompok Masyarakat dan Komunitas Kalimantan.

Adapun pembahasan untuk hari ini (6/3), membahas tentang millenials dan gen z yang tidak dapat lepas dari dunia teknologi. Hal ini dibahas pada forum ini oleh Chytia Ardila.

“Kehidupan Milenial dan Gen Z tidak dapat dijauhkan dengan perkembangan dunia digital yang begitu pesat. Segala aspek kebutuhan informasi dapat diperoleh dengan cepat hanya dengan melaui dunia digital,” katanya.

Chyntia juga mengatakan Perkembangan dunia digital juga memberikan dampak yang negatif, seperti tekanan ekonomi yang tinggi, ketidakpastian politik dan lingkungan, serta tekanan mental akibat ekspektasi yang tinggi.

“Generasi Milenial dan Gen Z dapat mengoptimalkan potensi positif dunia digital dengan membangun konten edukatif, memperkuat koneksi sosial yang berarti, serta mempraktikkan etika digital yang baik,” imbuhnya.

Selain itu, Dalam menghadapi tantangan kehidupan Generasi Milenial dan Gen Z di era digital, penggunaan
media sosial perlu diarahkan dengan bijak.

“Keterampilan digital, kolaborasi, komunikasi, adaptasi, dan kreatif merupakan Skill yang diperlukan Generasi Milenial dan Generasi Z untuk bersaing di dunia kerja masa depan,” kata Chytia.

Selain itu, Dikatakan Masruhan Mufid, penggunaan teknologi digital memudahkan banyak aktivitas masyarakat. Tidak hanya belanja daring, konsultasi kesehatan dan hukum pun sudah dapat dilakukan secara daring.

Akan tetapi, kemudahan ini juga dibarengi dengan ancaman risiko keamanan di jagat maya. Modus kejahatan siber semakin banyak dan terus berkembang.

Dalam beberapa waktu terakhir, marak kasus penipuan menggunakan undangan digital yang dikirim melalui pesan singkat. Penerima yang mengklik undangan itu akan menginstal aplikasi tertentu di gawainya.

”Surat undangan itu diberi malware APK (application package file) sehingga ketika diklik akan menginfeksi gawai kita,” katanya.

Maraknya fenomena penipuan siber ini sejalan dengan hasil Indeks Literasi Digital Nasional 2022. Dari empat pilar yang diukur, keamanan digital meraih poin terendah dengan 3,12 poin. Sementara kecakapan digital 3,52 poin, etika digital 3,68 poin, dan budaya digital 3,84 poin.

Sementara itu, Diana Aletheia Beleinda mengatakan ada perbedaan yang cukup signifikan pada Millenials dan Gen z.

“Untuk Milenial, perpindahan ke era digital jadi harus beradaptasi dan juga lebih konsumtif mengkonsumsi konten digital. Sedangkan pada Gen Z yang lahir di mana era digital berkembang pesat sehingga aktif dalam membuat konten dan mempunyai indeks literasi digital yang tinggi,” katanya.

Menurut Forum Ekonomi Dunia (WEF), 83 Juta profesi akan hilang dalam era digital, hal ini tertulis kedalam laporan berjudul Feture Of Work.

Untuk diketahui, Workshop Literasi Digital ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Adapun informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo Facebook Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo.